Rindu.
Sudah satu bulan lebih satu hari sejak malam itu. Sudah tiga bulan lebih empat hari sejak malam itu. Dan sudah lima bulan lebih sembilan hari sejak malam itu. Rindu. Satu kata pengundang sendu. Dan malam ini, saya katakan, dengan sangat berat hati, saya rindu kamu. Maafkan saya jika lagi-lagi saya mengecap ludah sendiri. Saya sudah terbiasa dipermainkan kenyataan yang datang dan menyerang dalam satu malam. Saya juga sudah terbiasa disalahkan dan dianggap menjijikan karena kelemahan saya terhadap orang yang saya sayang. Semua itu sudah hal biasa dan tak lagi dianggap pusing. Oh ya, kembali lagi kepada rindu. Kamu, entah kenapa, selalu datang di saat malam hari. Pertama kali bibir ini mengaku ada lelaki lain selain lelaki itu, adalah malam dimana kamu memberikan saya minuman penyehat. Pertama kali otak ini memikirkan lelaki lain selain lelaki itu, adalah malam dimana ponsel saya berdenting dan menyerukan namamu memanggil nama saya. Pertama kali senyum ini tersungging dan ...