Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Lelah.

Buram. Aku tidak bisa melihat apapun. Pandanganku keruh, layaknya air kapur dalam gelas bening. Aku mengerjapkan mata beberapa kali, dan aku merasakan hangat tetesan air jatuh menuruni pipiku. Lagi-lagi air mata. Aku menghela napas pelan sambil memegang dadaku kencang, berharap sakitnya perlahan hilang seiring intensitas peganganku. Tapi tidak. Tidak sama sekali. Yang terasa malah makin sakit. Makin perih. Makin menyayat hati. Aku menghapus air mataku kasar dan kembali berusaha memfokuskan pandangan ke arah ponselku. Terlihat aplikasi berlogo hijau putih yang menampilkan namanya dan sederet pesan yang ia berikan padaku. Pesan-pesan yang membuatku kembali menitikan air mata. Seketika memori-memori pedih mendesak masuk ke otakku dan mengambil alih diriku.                                                                              *** Lelaki itu berdiri memunggungiku dengan punggungnya yang sedikit menunduk. Ia mengangkat wajahnya dan menoleh ke belakang. "Sini,