Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013
Berakhir. Terima kasih untuk segalanya. Untuk segala tawa, canda, dan air mata itu. Saya.... saya menyayangimu. Mungkin kamu sudah tidak mau percaya lagi. Terserah. Itu hak kamu. Yang penting aku sudah menjelaskan, kan? Jadi, ya... Lagi-lagi aku harus merayakan ulang tahun tanpa kamu. Untuk kedua kalinya. Terima kasih untuk segala pelukan,gandengan,rangkulan, dan hal-hal manis yang kamu berikan 7 bulan terakhir ini. Semoga kamu mendapatkan yang lebih baik, ya. Aku masih menyayangimu. Entah sampai kapan. Ternyata mimpiku untuk melempar topi SMP saat selesai UN bersamamu hanya sekadar mimpi. Semu. Maya. Kamu bahagia, ya. Kamu sudah damai sekarang. Tidak ada lagi aku dan segala rengekanku yang mengganggu pikiran dan tidurmu. Tidak ada lagi panggilan bernada manja yang hadir di telingamu. Tidak ada lagi gumpalan kertas yang mendarat di keningmu. Tidak ada lagi... segala hal-hal manis itu. Tidak ada lagi.... yang harus sakit disini. Terima kasih untuk segalanya. Teri

Yang hilang telah kembali.

Buram. Aku mengerjap beberapa kali dan mengusap mataku perlahan. Pemandangan yang awalnya buram mulai berbentuk sempurna dan menampilkan pemandangan yang sudah kukenal kurang lebih seumur hidupku. Aku meraba bawah bantalku dan menemukan ponselku dalam keadaan mati total. Sial, aku lupa mengisi baterainya semalam. Aku mengerang dan berusaha untuk tidur kembali. Namun, ketika memejamkan mata, sekelebat bayangan itu muncul lagi. Sosok siluet hitam tinggi dengan postur tubuh yang begitu kukenal. Agak membungkuk, tapi cukup tegap. Aku segera membuka mata dan bangun dari tidurku. Duduk bersimpuh di atas ranjang dan berusaha untuk tidak menangis lagi. Yang hilang telah kembali. Dan kembalinya dia, membawa harapan indah yang bisa saja berubah menjadi mimpi buruk yang tidak terlupakan. ***  "Hayoo, ngelamun lagi!" sebuah tepukan ringan mampir di pundakku. Aku tersentak dan menoleh untuk melihat siapa yang menepukku. "Jangan ngagetin gue deh, Van." kataku malas Vanya

Terjebak masa kini.

Aku, terjebak masa kini. Masa-masa suram yang tidak bisa kuubah lagi. Mungkin bisa, tapi tidak total. Hanya perubahan kecil yang tidak menghasilkan apa-apa. Perubahan yang maya sehingga tidak berarti apa-apa. Aku merasa terjebak dalam kepekatan hitam yang menyesakan. Berlebihan memang, tapi itu yang kurasakan. Sesak nafas. Rasanya mau menghilang dari bumi. Ini adalah sedikit kisah suramku tentang kamu. Maafkan aku jika tulisanku yang satu ini menyinggungmu dan menyakitkan hati kecilmu. Aku sudah tidak kuat lagi, Sayang. Aku tidak tahan lagi. Rasanya ingin memakimu dengan lantang sampai habis suara. Rasanya ingin menamparmu dan memukulmu hingga habis tenaga. Rasanya ingin meneriakan apa salahku hingga habis airmata. Rasanya ingin mengatakan aku masih menyayangimu sampai habis segala cintanya. Aku salah apa? Aku sudah berbuat apa lagi? Katakan padaku! Jangan diam saja! Punya mulut, kan? Punya otak juga, kan? Kamu sudah lelah berkata-kata salahku apa karena salahku terlalu banyak? Ci