Lalu? Apa artiku?

Aku melihatmu dari kejauhan. Aku hanya bisa melihatmu dari sini. Tak berani sedikitpun mendekatimu. Mengamatimu dari jauh saja sudah cukup untukku. Aku tahu. Aku tak bisa memaksamu menceritakan segala hidupmu padaku, karena aku tahu, kau tak pernah mau menceritakannya. Lalu, bagaimana aku bisa ada disni sekarang? Berstatus menjadi kekasihmu. Dikenal orang sebagai sepasang kekasih yang cukup mesra bersamamu. Padahal, akupun tidak mengenalmu. Aku hanya bisa bertanya. Apa yang ia lakukan kemarin, apa yang disukainya, jika ia sedang marah apa yang harus aku lakukan? Dulu, aku tidak sadar itu. Aku kira aku mengenalmu. Cerita hidupmu dan kepribadianmu. Tapi, akhir-akhir ini aku sadar. Aku tidak mengenalmu. Aku tahu saat kau sedang dalam masalah, tapi aku tak tahu apa. Aku juga tidak berani bertanya. Aku sudah capek. Kalaupun aku tanya, apakah kau akan menjawabnya? Tidak. Kau hanya tersenyum dan berkata "Tidak apa apa". Kau kira aku bisa berdiam diri saja melihat kamu seperti itu? Tidak. Lagipula, terkadang, informasi yang kudapat tentang mu juga tidak benar. Dari sahabatmu pun, aku tidak mendapat apa-apa.
Aku kembali lagi ke duniaku. Mengamatimu dari jauh dalam diam. Kau sedang bercerita dengan asyik bersama mereka. Aku tahu, sekarang, kau lebih mempercayai mereka daripada sahabatmu sendiri. Dan aku tahu alasannya apa. Supaya aku tak lagi tahu informasi tentangmu. Kau begitu pintar. Kau tahu bahwa aku tidak terlalu dekat dengan mereka. Hebat sekali. Kau membiarkan diriku terpuruk iri jauh di sana melihat kalian saling berbagi cerita. Terkadang aku terpikir. Kau lebih mempercayai mereka dibanding aku. Tapi, terkadang aku juga berpikir, apakah selama ini yang kau ceritakan kepada mereka tentang aku? Lalu, kenapa kau ceritakan ke mereka? Kenapa kau tidak berbicara langsung padaku?
Aku menghela nafas pelan. Rasanya sakit sekali. Kau hanya membagi senyum dan tawamu di depanku. Sedangkan sakit dan bebanmu kau bagikan bersama mereka. Apakah aku tidak pantas berbagi beban bersamamu? Lalu, apa gunanya aku? Aku melambungkan pikiranku hingga jauh. Apakah aku egois karena selalu ingin tahu tentang hidup dan bebanmu? Memangnya kenapa? Aku kan kekasihmu. Berbagi cerita sedikit saja kau tak pernah mau. Sekarang aku hanya ingin mencari informasi tentangmu, dan sekarang kau juga tidak ingin begitu? Lantas, siapa aku kalau begitu? Hanya tahu kulitmu saja. Berpura-pura menjadi orang paling tahu segalanya tentangmu. Lalu berusaha tegar dan menahan tangis saat melihat kenyataan kalau aku tak mengenalmu.
Aku sayang kamu. Aku sudah berjanji aku hanya sayang kamu. Dan aku tidak ingin dipandang orang sebagai kekasih yang tidak tahu siapa kekasihnya. Maukah kamu berbagi bebanmu sedikit saja? Supaya aku bisa merasakannya bersamamu? Jika saat ini bebanmu tentang orang lain, maukah kau berbagi padaku? Jika bebanmu saat ini adalah aku, maukah kau jujur saja padaku supaya aku bisa memperbaikinya? Maukah dirimu melakukan itu? Tolong...Aku hanya ingin berarti untukmu. Tak hanya dalam suka dan senang. Tapi dalam suka maupun duka, aku juga ingin turut hadir dalam itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal nama UTHE

For you, Je

Is It End?