Dancing Princess

Lagu Fur Elise mengalun memenuhi ruangan kecil yang dindingnya dipenuhi kaca. Merdu dan mengalun lembut.
Aku melihat seorang gadis yang tengah sibuk menari-nari di tengah ruangan kaca itu. Emosinya naik turun mengikuti alunan lagu yang menurutku membosankan. Gadis itu hanya mengenakan sejenis pakaian renang tanpa lengan berwarna hitam digabung dengan leging ketat berwarna kulit. Ia mengangkat kakinya ke atas,lurus, sampai simetris. Kemudian ia melompat seperti split di udara.
Aku tidak tahu apa yang ia tarikan saat itu. Yang jelas, di mataku, hanya terlihat sosok perempuan dengan rambut digelung ke atas yang sedang menyampaikan emosinya lewat lagu Fur Elise lewat stereo tape. Perempuan berkulit putis bersih dengan keringat yang mengucur membasahi hampir seluruh leher jenjangnya.
Kalau kau pernah menonton salah satu animasi barbie 12 dancing princess, ia sangat mirip dengan salah satunya. Mungkin hanya rambutnya yang berbeda. Mengingat gadis yang sekarang berada di hadapanku indonesia asli dengan rambut hitam legam bukan gadis eropa dengan rambut putih.
Lagu itu masih erus mengalun seakan tidak ingin melihat gadis itu berhenti menari. Temponya semakin cepat dan gadis itu seakan terbawa emosi. Menari dengan emosi yang meluap dan gerakan tubuh yang sangat sempurna. Rasanya aku hanya ingin berlari memeluknya dan menari bersamanya seperti animasi barbie itu. Tapi, sayangnya, aku tidak bisa menari sama sekali. Menurutku menari hanya menggerakan tangan dan kaki asal-asalan sambil menggoyangkan kepala. Apalagi aku seoarng drummer dengan rambut spike ke atas, mustahil jika orang-orang akan menganggap tarianku indah.
Aku bersandar di dinding kaca ttu sambil terus menatapnya. Punggungku bersandar dan kedu tanganku kulipat di dada. Sesekali ia melirikku dan tersenyum manis. Ahh, benar-benar membuatku meleleh. Gadis itu seperti boneka kotak musik anak perempuan. Kau pasti tahu. Kotak musik yang jika dibuka, dan diputar kuncinya, boneka di dalamnya akan berputar dan alunan musik lembut mengirinya menari. Gadis dihadapanku ini persis seperti itu. Sayangnya jika ruangan kaca ini dibuat seperti kotak musik, aku tidak tahu seberapa besa kuncinya nanti.
Alunan lagu akhirnya berhenti. Gadis itupun juga berhenti. Ia menghampiri tasnya yang ada di pojok ruangan. Mengambil handuk kecil dan sebotol air mineral. Ia menhampiriku sambil meneguk air mineralnya dan menghapus keringatnya.
"Bagaimana?" tanyanya
"Bagus. Selalu bagus." jawabku sambil tersenyum
"Kau memang tidak punya komentar lain." ia mencibir sambil tersenyum lebar menampakkan gigi putih yang berderet bersih
"Aku memang tidak tahu apa-apa tentang baletmu itu." sahutku
Ia hanya tersenyum lebar dan kembali meneguk air mineralnya
Gadis itu, adalah dancing princess di hatiku. Aku mencintainya lebih dari ia mencintai tariannya. Mungkin ia tidak merasakannya karena aku memang tidak pernah mengatakannya. Tapi, melihatnya menari saja sudah cukup buatku. Ya, sangat cukup.


-Uthe-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal nama UTHE

For you, Je

Is It End?