Do you remember? (part 2)

Hani cepat-cepat melangkahkan kaki pergi dari cowo tadi. Ia merasa risih di dekatnya. Belum apa-apa,ia sudah sok dekat. Hani kemudian berjalan cepat menuju toko buku yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Sekitar 20 menit,Hani sudah sampai di depan toko buku itu. Ia lebih memilih jalan kaki daripada naik angkot. Buang-buang duit. Begitu pikirnya. Hani kemudian melangkahkan kaki di toko buku yang namanya sudah terkenal itu. Ia melempar senyum ke para penjaga di depan dan menitipkan tas kecilnya di tempat penitipan barang. Setelah itu ia siap menjelajah ke seluruh penjuru Toko buku. Baru ia menapaki lantai 2,tiba-tiba tubuhnya terasa tersengat. Ia melihat sosok cowo yang sudah begitu lama ia tidak temui. Tapi begitu melihat kesosok di samping cowo itu,Hani langsung kembali ke alam sadar. Di samping cowo itu,bersandar cewe manis dan mungil sedang membaca sebuah novel yang sebenarnya......tujuan Hani datang ke sini. "Itu ngga mungkin Rei." Pikir Hani. Ia lali berjalan menyusuri rak-rak buku tempat novel. Ia seperti merasa tenggelam dalam judul-judul novel yang begitu menggoda iman dan dompetnya itu. Tangannya meraba setiap buku yang berjajar rapi. Tangannya berhenti begitu melihat sebuah novel yang dia incar,tapi tiba-tiba sebuah tangan hangat berada di atas tangannya. Hani sontak menengok ke sampingnya,dan benar saja. Sosok "Rei" yang tadi ia temui muncul di hadapannya sekarang. Mereka bertatapan cukup lama. Hani seperti merasa terhanyut dalam tatapan cowo itu. Mata teduhnya begitu mirip dengan Rei. Kulit putih bersihnya,bibir tipisnya....begitu mirip Rei. Hani dengan cepat mengontrol diri. Ia segera melepaskan tangannya.
"Mm..Kamu mau ngambil ini?" Tanya Hani sambil menunjuk novel tadi
"I-iya..." Jawab cowo itu gugup
"Oh. Yaudah nih" Kata Hani lalu mengambil novel itu dan menyodorkannya pada cowo "Rei"
"Engga.. Lady First" Tolaknya
"Bener nih? Ya udah.. Aku ambil dulu ya.." Kata Hani lalu perlahan menjauh dari cowo itu. Jantungnya berdegup kencang membayangkan tatapan mata teduh tadi. Dadanya menjadi sesak. Senyum pun tidak bisa berhenti muncul di wajah Hani. Apa ia jatuh cinta pada Rei jadi-jadian itu??? Entahlah....

Jam sudah menunjukan pukul 17.00. Hani begitu terlarut dalam novel yang tadi ia baca. Sekilas Hani melirik jam tangannya. Ia memutuskan untuk mengambil buku seperti tadi dalam kemasan yang masih berplastik. Ia kembali menaruh novel yang tadi ia baca. Ia sudah tidak siap untuk segera melahap 2 novel ini. Novel tadi,dan novel yang sebelumnya disentuh oleh "Rei" jadi-jadian itu. Begitu Hani bergegas menuju meja kasir,ia tak sengaja menangkap punggung cowo tadi. Tegap,tinggi menjulang,dan menawan. Begitulah pikiran Hani. Tapi yang aneh,tidak ada cewek yang sebelumnya ia temui. Apa dia sudah pulang? Ahh mana mungkin? Dia pasti pacarnya. Pikir Hani. Hani segera berdiri di belakang punggung cowo itu sambil sesekali menyembunyikan senyum yang daritadi muncul di bibirnya dengan novel. Mungkin cowo di depannya merasa terganggu. Ia akhirnya balik badan dan sama terkejutnya dengan Hani. Tapi sedetik kemudian cowo itu menyunggingkan senyum miringnya.
"Lho? Kamu lagi?" Tanya cowo itu masih dengan senyum miringnya yang begitu menawan
"I-iya...Kamu belum pulang?" Tanya Hani dengan wajah gugup tak terhindar
"Kamu sendiri?" cowo itu bertanya balik
"Aku tadi keasyikan bacabuku ini" Jawab Hani sembari mengacungkan novel yang ia pegang "Ini seruuuuuu banget lho!" Hani kembali berbicara dengan mata berbinar
"Wahh kebetulan! Aku juga ngambil buku itu,sama buku ini." Kata cowo itu lalu mengacungkan 2 novel yang SAMA PERSIS dengan yang dipegang Hani
"Lho lho...Kenapa....Kita barengan gini belinya?" Tanya Hani bingung
"Hah? Iya apa?" Cowo itu berusaha melihat judul buku yang ada di tangan Hani "Wahh iya benar! Beraryi kita jodoh dong!" Seru cowo itu dengan senyumnya
Hani hanya terperangah mendengar perkataan cowo tadi. Cowo ini sama pedenya dengan cowo yang ia temui tadi saat perjalanan menuju Toko buku. Tapi,entah kenapa,ia tidak bisa marah-marah dengan cowo di hadapannya ini. Rasanya ia hanya ingin tersenyum malu. Rona pipi yang semula alami berwarna pink perlahan lahan menjadi merah karena mendengar ucapan cowo tadi.
"Eh-eh...Kamu ngga apa-apa? Kok merah gitu mukanya kaya udang rebus? Malu yaaa??" Goda cowo tadi
"Ihhh! Apaan sih kamu? Udah cepet sana balik badan! Yang di depan kamu udah selesai tuh!" Kata Hani malu sambil berusaha mengalihkan pembicaraan
"Hah? Oh iya..Maaf mbak.." Cowo itu kemudian membalikan badan dan meminta maaf pada mbak penjaga kasir yang daritadi sibuk menyembunyikan senyumnya melihat tingkah cowo dan cewe di belakangnya.
"Udah kan? Cepet donggg:" Kata Hani dengan tak sabar sambil sesekali mengintip dari balik punggung tinggi yang menjulang di hadapannya
"Sabar ah. Bawel." Jawab cowo itu dengan gumaman kesal
Hani hanya tertawa cekikian dengan mulut dibekap dengan tangannya. Dulu Rei juga seperti ini. Kalau Hani sudah rewel karena tidak sabar,biasanya Rei bakal bilang "Sabar. Cerewet. Bawel. Kaya emak-emak.". Kenangan itu kemudian menyerbu masuk kedalam pikiran Hani. Aneh...Hari ini kenapa ia begitu rindu dengan Rei? Apalagi ditambah makhluk didepannya ini. Kenangannya makin berlomba masuk.
"Ini mbak.." Kata Hani dengan manis begitu tiba gilirannya membayar
"Semuanya jadi Rp.107.000,mbak.." Jawab mbak kasir lalu menyerahkan novel yang sudah rapi terbungkus plastik dengan logo toko bukunya di depan
"Makasih mbak." Jawab Hani. Saat ia pergi menjauh dari meja kasir tiba-tiba sebuah tangan menarik lengannya dengan lembut.
"Hey cewek bawel." Sapa "Rei"
"Hey juga cowo rempong" Jawab Hani sembari tersenyum manis
"Hahahahaha" Cowo itu tertawa begitu mendengar julukannya "Kamu pulang sendiri cewe bawel?" Tanya "Rei"
"Iyaa..Cowo rempong juga?" Tanya Hani balik
"Sama seperti kamu. Emm...Daripada kita saling pulang bsendiri,gimana kalo kita pulang bareng? Aku bawa motor kok." Tawar "Rei"
"Mm..Boleh-boleh..Kebetulan aku udah males banget jalan.Dan rumahku juga tidak terlalu dekat dari sini." Jawab Hani
"OK dehh. Yuk"Ajaknya sambil menggandeng tangan Hani. 
"Yukk.." Jawab Hani
Entah mengapa Hani tidak melepas tangan cowo ini dari tangannya. Tau namanya saja tidak. Tapi kenapa perasaanya begitu hangat bila ada disamping dan tanggannya digandeng cowo ini.Nyamaann sekali. Dalam perjalanan,Hani memeluk erat perut cowo itu. Selain takut jauh,entah mengapa ia ingin memeluk cowo itu. Mereka sesekali tertawa dan melempar ledekan. Tapi begitu sampai rumah dan mengucapkan salam perpisahan,tiba-tiba Hani menepuk keningnya
"Aduh! Lupa lagi nanya namanya siapa!" Hani segera membuka gerbang rumahnya dan berharap cowo itu masih tak jauh dari rumahnya. Tapi,ternyata cowo itu sudah menghilang.
"Yahh...Padahal kan aku penasaran banget." Gumam Hani pelan kemudian memutuskan masuk lagi kerumahnya.

Hari ini hari senin,jam 04.30. Hani harus kembali bekerja menjadi guru TK. Biasanya,Hani yang memasak untuk keluarganya. Bukan mamanya lagi. Berhubung ia sudah dewasa,dan mamanya sudah mulai menua,jadi ia dengan senang hati memasak karena ini memang salah satu hobinya selain membaca dan mendengarkan musik. Hani mulai membuka kulkas di dapurnya. Mengambil sayur kangkung,bawang merah,bawang putih,dan cabe hijau. Ia mulai memasak. Tak terasa,sudah setengah jam ia memasak. Masakannya pun sudah jadi. Hani segera sarapan,dan mandi. Selesai berganti pakaian,barulah mamanya bangun. Seperti itulah rutinitasnya. Ia mengecup pipi mamanya dan segera berangkat karena TK tempat ia mengajar masuk pukul 07.00.
Sampai di sana,TK masih sepi. Ada beberapa anak yang sedang bermain perosotan dan jungkat jungkit. Ada yang membaca buku,mengobrol,lompat-lompatan,malah ada yang makan. Begitu melihat guru kesayanagannya melenggang masuk,anak-anak langusng menghamburkkan diri kepelukannya.
"Bu Princess!!" Sapa anak-anak
"Apaa??" Tanya Hani sembari melebarkan senyum
"Ibu..Ibu...Aku bikin ini dongg" Kata Vega.salah seoarang murid kelas 0 besar sambil mengangkat sebuah kertas bergambar perempuan dewasa dengan rambut panjang,memakai mahkota putri di kepalanya, dan berwarna belepotan
"Ini siapa,Vega?" Tanya Hani menundukan tubuhnya
"Ini Ibu Princess! Liat,ini ada mahkotanya" Kata Vega sambil menunjuk mahkota di atas kepala perempuan dalam gambar "Trus,ini rambut panjang dan indah Ibu Princess." Katanya lagi dan kali ini sambil menunjuk rambut yang berwarna hitam "Terus ini muka Ibu. Selalu tersenyum" Katanya dan menunjukan wajah dari perempuan itu yang memang sedang tersenyum
Hani terharu melihat Vega dan gambarnya. Apalagi begitu mendengar anak-anak muridnya meneriakan kata "Setuju!" di depan matanya. Hani segera tersenyum manis dan menyuruh mereka melanjutkan aktivitas mereka kembali kerana ia harus masuk ke kelas untuk bersiap-siap mengajar.

Kini saatnya pulang. TK Nusa Indah pulang jam 12.00. Hani segera bersiap-siap untuk pulang tapi,tiba-tiba berhenti begitu salah satu murid perempuannya datang mendekati.
"Kenapa,Wini?" Tanya Hani lembut
"Ibu Princess dicariin" Kata Wini polos
"Sama siapa?" Tanya Hani heran
"Engga tau Ibu.. Tadi dia nanya ada guru yang namanya Princess ga? Terus aku jawab ada. Terus dia  suruh manggil Ibu" Tutur Wini
"Ohhh.. Baiklah Ibu akan segera kesana. Makasih banyak Wini.. Ini hadiah buat kamu karena kamu sudah membantu orang" Kata Hani sambil tersenyum dan memberikan permen lolipop coklat pada Wini
"Wuaaahh makasih Ibu Princess!! Ibu baik deh: Wini segera menerima lolipop itu lalu lari melenggang ke luar kelas.
Hani yang penasaran pun akhirnya keluar sambil membawa tasnya. Tapi,alangkah terkejutnya begitu dia tau diapa yang menunggunya di luar. Eza. Emosi Hani langsung naik. Entah kenapa ia sebal sekali dengan orang ini. Berani sekali dia datang ke TKnya. Hani segera memalingkan wajah dan buru-buru keluar dari lingkungan sekolah.
"Paaayyy Ibu Princess!!" Teriak anak-anak yang masih menunggu dijemput orangtuanya
"Payyyyy my little princess and prince!" Jawab Hani. Begitulah sapaan mereka tiap Hani pulang. Hani sengaja menggunakan kata "Payy" supaya ia terus mengingat sapaannya dulu dengan Rei.
"Pay??" Tanya Eza bingung
Hani tidak mengindahkan tanggapan Eza. Ia terus saja melenggang pergi meninggalkan Eza yang sedang duduk diatas motornya
"Heyy!" Seru Eza yang merasa tidak ditanggapi
Hani tetap berjalan dengan santai seakan-akan tidak ada yang memanggilnya
"Princess!" Panggil Eza sedikit berteriak.
Hani seketika berhenti dan membalikan badan. Ia menatap Eza dengan sedikit semburat emosi
"Ibu Princess...Aku daritadi panggil-panggil lhoo.." Kata Eza manja dan berjalan mendekati Hani
"Apa panggil-panggil?" Tanya Hani ketus
"Aihh ketusnyaa... Aku kan panggil baik-baik Ibu Princess.." Kata Eza lembut
"Heh denger ya cowo tengil dan tidak jelas! Yang boleh memanggilku 'Princess' hanya keluarga,murid-muridku dan Re...Dan dia!!" Kata Hani emosi
"Re?? Re siapa?" Tanya Eza balik
"Orang! Kamu ngga perlu tau kan? Itu privasi!" Kata Hani
"Pacar kamu?" Tanya Eza menggoda tapi jelas-jelas matanya menampakan sedikit kekecewaan
"Bukan! Belum...." Air muka Hani tiba-tiba sedih behitu mengingat Rei
"Oohh belum...Berarti aku masih ada kesempatan kan?" Goda Eza sambil menaikan sebelah wajahnya
"Apa?! Kamu itu kalo ngga ada yang mau dibicarakan,lebih baik aku pergi saja. Tidak penting berbicara dengan orang tidak jelas seperti kamu." Kata Hani lalu ia melangkah pergi
"Ett tunggu dulu dong Prin....Ehh Hani.." Kata Eza buru-buru mengoreksi
"Apa lagi sih??" Tanya Hani risih begitu Eza memegang tangannya
"Ihh galak banget.. Aku antar kamu ya? Aku lagi ngga ada kerjaan nih" Kata Eza dengan senyumnya
"Ngga usah. Ngga perlu." Jawab Hani kemudian melanjutkan pergi
"Ayolah Hani....Mau yaa?" Ajak Eza dengan tangan terkatup di depan wajahnya dan tatapan memelas
"Kamu tau darimana aku ngajar disini?" Hani balik bertanya dan tidak merespon ajakan Eza
"Ada dehhh" Jawab Eza misterius
"Aku serius." Kata Hani dengan wajah ketusnya
"Aku juga serius." Jawab Eza mantap
"Yasudah aku ngga mau pulang bareng kamu." Kata Hani sambil membalikan tubuhnya lagi
"Ehhhh tunggu dulu" Eza menarik tangan Hani "Kalo aku kasih tau,kamu mau pulang bareng aku kan?"
"Yaaaa....Mungkin" Jawab Hani
"Yaahh yaudah ngga aku kasih tau" 
"Yaudah iya. Tapi,kamu kasih tau sekarang. Kamu tau darimana?" Tanya Hani
"Aku............Aku tadi ngga sengaja lewat sini karna emang rumah ku dekat sini..Eh,tiba-tiba aku ngeliat kamu lagi. Yaudah aku tanya sama anak kecil yang ada disitu,eh beneran kamu" Jelas Eza polos
"Ohhh...Kirain kamu buntutin aku." Gumam Hani
"Apa?" Tanya Eza
"Hah? Ahh engga... Udah cepet anterin aku!" Perintah Hani. Hani lalu naik ke motor Eza
"Peluk dong Hani...Nanti kalo kamu jatoh gimana?"
"Ihhh pengen banget! Udah cepet jalan! Lagian rumahku deket kok. Tuh nanti lurus,trus belok kiri,nanti lurus lagi trus belok kiri lagi. Nanti nyampe kok." Kata Hani memberitau arah jalan rumahnya
"Bener ya? Awas kalo kamu jatuh. Aku cuma kasih saran" Kata Eza lalu ia tiba-tiba menekan gasnya sehingga Hani hampir saja terjungkal ke belakang
"Ezzaaaa!!!!!" Teriak Hani marah
"Kan udah aku bilang,Han...Kamu ngga mau dengerin sih" Eza tersenyu jahil
"Tapi tadi kamu sengaja nginjek gasnya kaya gitu! Udah ah aku ngga jadi bareng kamu." Kata Hani sambil betusaha turun dari motor Eza
"Ett jangan marah dong putri cantik..Janji deh ngga gitu lagi..OK? Naik dongg..Makanya peluk aku ya?" Kata Eza masih dengan senyu jailnya
"Janji?" Tanya Hani meyankinkan
"Iya janji" Jawab Eza sambil mengerdipkan sebelah matanya
Hani kemudian naik lagi ke motor Eza. Dengan enggan ia memeluk perut Eza. Daripada jatuh lagi,emnding peluk aja deh. Lagian sebentar doang kan. Pikir Hani
Ternyata Eza menjalankan motornya sangaaatt pelan. Ia sengaja supaya ia bisa berlama-lama merasakan pelukan hangat Hani
"Heh tengil! Cepetan dong jalannya! Lelet banget kaya siput! Kamu sengaja ya?" Tanya Hani sembari menoyor kepala Eza yang berhelm
"Ihh engga kok! Kamu enak banget noyor-noyor kepala aku!" Kata Eza masih dengn senyum jailnya
"Boong! Cepetan dong! Aku pengen istirahat nihh!" Kata Hani emosi
"Iya iya..Kamu cantik-cantik tapi cerewet ya?" 
Hani tertegun mendengar perkataan Eza. Walaupun tidak terlalu mirip dengan perkataan Rei dulu,tapi setidaknya bisa mebuat ia kembali ingat dengan sosok cowo itu.
"Han? Kamu kok ngga jawab? Marah ya? Maaf dehh.." Kata Eza pelan. Tampaknya ia merasa bersalah
"Hah? Engga kok,Za.." Kata Hani pelan
Eza segera menaikan kecepatan motornya sedikit. Dan dalam hitungan menit,mereka sudah sampai di depan rumah bertingkat 2,bercat putih-abuabu-hitam,dan berpagar hitam tersebut.
"Aku duluan ya" Kata Hani lalu mebuka gerbangnya
"Ngga suruh mampir kek gitu?" Tanya Eza dengan bibir maju
"Hehe..Kapan-kapan aja ya? Lagian kalo kamu mampir,tetep aja aku mau tidur. Nanti kamu malah jadi nyamuk di rumahku" Jawab Hani dengan tawa renyahnya
"Ya udah dehh.. Janji ya kapan-kapan kamu bolehin aku mampir ke rumah kamu?" Tanya Eza
"Iya iya..Uah cepet sana pergi. Aku mau bobo siang nihh" Kata Hani
"Ngusir nih ceritanya?" Tanya Eza dengan senyum jailnya (lagi)
"Engga,Za..." Jawab Hani pasrah. Ia selalu capek jika berdebat dengan Eza. Lain halnya jika ia berdebat dengan "Rei" jadi-jadian itu. Pasti tidak akan habis
"Ya udah dehh..Aku pulang dulu ya putri cantik.. Pay?" Tanya Eza
"Oya,aku hatus nginget ini. Yang boleh manggil pay cuma murid-murid aku doang. Inget?" Jawab Hani. Ia sengaja tidak memasukan nama Rei atau Dia karena ia yakin pasti Eza akan bertanya seperti tadi
"Kamu banyak larangannya ya? Ya udah lah,aku pergi dulu ya putrii.. Dahh" Kata Eza sambil melambaikan tangan lalu pergi secara perlahan meninggalkan gerbang rumah Hani
"Dasar cowo ngga jelas." Kata Hani pelan sambil menggelengkan kepala



To be continued............................  

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal nama UTHE

For you, Je

Is It End?