Do you remember? (part 3)

"Selamat pagi putri cantiikkk" Sebuah suara cowo dari handphone Hani terdengar
"Selamat pagi cowo tengiil" Jawab Hani masih setengah mengantuk
"Bangun dong putrii..Mau jadi putri tidur mulu nih?" Tanya cowo itu lagi
"Iya tengil.. Udah ya aku tutup dulu.. Bye" Jawab Hani lalu segera mematikan telepon
"Eh putri......" Telepon pun diputus

Sudah 3 bulan Hani mengenal Eza. Cowo itu ternyata tidak terlalu buruk kok. Tapi,terlihat sekali bahwa cowo itu benar-benar memuja Hani. Pedenya itu lhooo terlalu tinggi! Kadang Hani memang masih risih dengan hadirnya Eza dalam hidup nya,tapi terkadang Ezalah yang jadi penawar hatinya yang sedang putus asa. Eza bisa membuat Hani tertawa lagi. Selama 2 bulan terakhir ini,setiap pagi dan malam Eza selalu meneleponnya. Untuk sekadar membangunkannya atau mengucapkan selamat malam. Apakah Hani tertarik padanya? Emm...Mungkin. Tapi apakah Hani jatuh cinta padanya? Tidak. Hani memang nyaman ada didekat Eza. Tapi,perasaannya hanya sebagai sahabat. Tidak lebih,tidak kurang. Dalam hatinya masih memikirkan sosok Rei. 2 bulan terakhir ini,Eza juga rutin mengantar dan menjemput Hani untuk bekerja. Eza sendiri juga bekerja jadi tukang rental komputer,HP,dan lain-lain. Eza juga sering membelikan Hani sesuatu walaupun kebanyakan Hani menolaknya mentah-mentah. Seperti pagi ini,saat Hani sudah bersiap-siap untuk menunggu Eza datang ke rumahnya,tiba-tiba Eza menelepon

"Haniiii maaf maaf maaf banget yang sebesar besarnya. Hari ini aku ngga bisa antar kamu ke TK. Aku baru ingat kemarin,sodaraku datang dari Surabaya dan aku sudah berjanji padanya untuk menemaninya seharian keliling Jakarta. Maaaaffff ya putri cantik" Kata Eza dengan suara benar-benar minta maaf
"Ohh yaudah gapapa kali Za.. Kamu antar aja sodara kamu itu. Aku bisa pergi sendiri kok. Bye Eza" Hani langsung menutup teleponnya. Kebiasaan Hani seperti ini. Pernah,Hani meminta Eza untuk menutup telepon duluan,tapi yang ada cowo itu malah tidak menutupnya. Eza malah mengajak Hani untuk berbicara lagi padahal Hani sudah sangat lelah. Akhirnya Hani segera menutup teleponnya. Hani takut kejadian itu akan terulang lagi.
Hani membuka gerbangnya dan betapa terkejutnya dia begitu mengetahui motor berwarna merah metalik yang dia kenal mendekatinya.
"Lho? Kamu ngapain disini Rey?" Tanya Hani
"Mmm...Numpang lewat doang. Kamu mau kerja ya? Mau aku antar?" Tanya Rey
"Boleh dehh.. Makasih ya" Jawab Hani lalu naik ke motor Rey.
Reyhan Ferry itu cowo jelmaannya Rei. Cowo itulah yang pernah ditemuinya di Toko buku dulu. Sama seperti Eza,3 bulan terakhir ini mereka dekat. Dan entah kenapa,tiap Eza tidak ada di sampingnya,Rey selalu muncul. Apalagi paras dan namanya selalu mengingatkan dia dengan Rei kecilnya. Awalnya Hani sempat kecewa begitu mengetahui kalau cowo ini ternyata bukan Rei yang diincarnya. Tapi,lama-kelamaan Hani mulai bisa menerima bahwa cowo yang sekarang sedang dipeluknya ini adalah cowo pemberian Tuhan untuk melupakan sosok Rei. Sikap dan sifat Rey persis seperti Rei.Kadang kata-kata yang Rey lontarkan juga pernah dilontarkan oleh Rei. Tapi sayang,kenyataan memang harus diterima. Mau diapain juga,tetep aja Rey adalah Rey. Bukan Rei.

"Udah sampe,Han" Kata Rey pelan setelah mereka berhenti didepan pagar TK Nusa Indah
"Udah ya?" Kata Hani bingung lalu menengok kiri kanan "Oh iya udahan.. Hehe.. Makasih banyak ya Rey" Kata Hani setelah dia turun dari motor
"Urwell,Han.. Aku pergi dulu ya. Bye" Jawab Rey lalu segera melesat pergi dengan motornya.
Entah kenapa,Rey yang pertama kali ia temui di toko buku berbeda dengan Rey yang sekarang. Lebih cuek dan dingin. Apalagi jika kebetulan Rey bertemu dengan Eza. Waahh tatapan mereka berdua bisa sangat tajam menusuk. Tapi,Eza masih bisa bercanda didepan Hani. Rey? Jaraangg sekali. Tapi,Hani menyukainya. Sungguh. Tiap bertemu Rey,Hani tidak kuasa untuk tidak tersenyum. Berbeda dengan Eza. Oh iya,semenjak dari Toko buku itu,Hani tidak pernah bertemu lagi dengan sosok cewe yang pernah bersandar di pundak Rey. Kemana ya cewe itu? Apa jangan-jangan mereka putus?


"Teeeeeetttttttttt Teeeettttttttt Teeeeeeeeeetttttttt" Terdengar bunyi bel tanda pulang di TK Nusa Indah. Seperti biasa,anak-anak segera berhamburan keluar untuk mengambil tas mereka yang ada di rak tas di depan kelas. Beberapa dari mereka ada yang langsung pulang karena rumah mereka dekat. Ada yang sudah dijemput orang tua mereka, ada juga yang masih bermain sambil mengobrol dengan temannya. Hani merapikan perlengkapan mengajarnya kemudian melangkahkan kaki menuju gerbang TK. Tiba-tiba dia tersadar bahwa sudah ada motor merah metalik di depan gerbangnya. Itu motor Rey. Tapi mana orangnya ya? Hani celingak celinguk mencari sosok Rei. Dan dia menemukannya. Rey sedang mengamati penjual gulali kaas di depan TKnya. Rey tersenyum pada penjual gulali itu. Begitu gulali pesanannya selesai,Rei berdiri dan berjalan mendekati Hani
"Eh Hani! Sudah selesai?" Sapa Rey ramah
"Udah.. Kamu suka gulali,Rey?" Tanya Hani dengan senyum heran
"Lumayan. Dulu aku sering makan ini waktu masih kecil. Nih. Kamu mau?" Tanya Rey sembari menyodorkan satu gulali yang ada di tangannya
"Makasih..." Hani menerima gulali itu lalu memakannya pelan-pelan
"Han...." Panggil Rey sambil menatapnya
"Hm?" Hani memalingkan wajahnya dan menatap Rey
"Sini" Rey menarik tangan Hani supaya mendekat. Tiba-tiba tangan Rey yang hangat menyentuh sudut atas bibir Hani yang penuh gulali berwarna pink.
"Kamu makan gini doang kok belepotan sih,putri?" Kata Rey pelan sembari membersihkan sudut bibir Hani
Hani benar-benar kaget dengan perlakuan Rey. Apalagi ini pertama kalinya Rey memanggilnya 'Putri'. Jantungnya berdetak cepat. Rasanya ia tidak bernafas selagi Rey membersihkan bibirnya. Ia hanya mendongak menatap cowo yang cukup tinggi dihadapannya.
"Tuh udah bersih" Kata Rey lalu melepas tangannya
Hani masih tidak bisa percaya. Ia masih mendongak menatap Rey dengan pandangan teekejut dan rona merah di pipinya
"Hayoooo mukanya merah" Ledek Rey sambil menyentuh sebelah pipi Hani dengan lembut
Bukannya tenang,Hani malah makin sulit bernafas. Rey menyentuh pipinya! Hani masih menatap Rey takjub.
"Udah ah. Jangan ngeliatin aku gitu mulu dong. Aku tau aku ganteng" Ledek Rey dengan pede
"Ihhh pede banget kamu" Hani segera memalingkan wajahnya yang masih dipegang Rey
Rey segera menarik wajah Hani sehingga menatapnya lagi. Rey menunduk dan menatap lekat-lekat ke dalam manik mata Hani.
"Ngga usah ngeles,putri cantik. Aku tau aku ganteng." Kata Rey pelan lalu menyunggingkan senyum lebarnya yang sempurna
Hani bisa merasakan wajahnya merah dan panas. Jantungnya bergedup 3x lebih cepat dari sebelumnya. Rasanya jantungnya ingin melesak keluar dari rongga dadanya. "Apa yang dia bilang tadi? Putri cantik?" Kata Hani dalam hati
"Ka-kamu.....Kamu jangan geer ya!" Seru Hani setelah bisa menguasai dirinya lagi. Ia memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan rona merahnya
"Tuh kan kamu malu. Wahahaha" Rey melepaskan tangannya lalu memegangi perut sembari tertawa geli
"Apanya yang lucu?! Ihhhh" Kata Hani sewot sembari memukul-mukul lengan Rey
"Apa yaa??" Kata Rey lagi lalu kembali tertawa geli
"Udah ah! Aku pulang! Huh" Kata Hani masih dengan wajah merahnya. Ia segera melangkahkan kaki,tapi tiba-tiba lengan yang kuat menariknya lembut
"Jangan marah dong,Hani...Aku kan bercanda doang" Kata Rey lalu tersenyum lembut. "Aku antar kamu ya?"
"Tapi jangan ledekin aku lagi" Jawab Hani pelan
"Iya,janji" Kata Rey sembari menyodorkan jari kelingkingnya
Hani begitu terperangah melihat sikap Rey. Persis sekali dengan Rei kecilnya. Kalau Hani marah,pasti Rei akan segera meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya dengan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Hani
"Oke..." Hani menyodorkan kelingkingnya juga lalu mengaitkannya dengan kelingking Rey
"Yuk" Ajak Rey setelah melepas kaitan kelingkingnya. Rey segera menaiki motornya
Hani yang masih setengah sadar setengah engga,masih berdiri mematung memandang cowo yang sedang duduk dengan gagah di atas motornya
"Heh cewe bawel! Cepetaann.. Lelet nih" Kata Rey dengan senyum ejekannya
"Bawel! Dasar cowo rempong!" Jawab Hani sambil memajukan bibirnya. Ia menaiki motor Rey dan segera memeluk cowo itu.
"Ciye peluk peluk" Kata Rey jail
"Ihhh ngga jadi ah!" Buru-buru Hani melepasnya. Tapi tangan Rey dengan cepat menahan tangan Hani
"Bercanda putri... Peluk ya,nanti jatuh kan kamu yang rugi sendiri." Kata Rey santai
"Ughh" Hani mendumal dengan kesal. Kembali ia kaitkan tangannya di perut Rey dengan erat. Perlahan Rey menjalankan motornya.
"Han.." Panggil Rey pelan
"Hm?" Jawab Hani lalu melongokkan kepala untuk melihat wajah Rei lebih dekat
"Aku mau kasih tau kamu sesuatu. Mau ikut ngga?" Tanya Rey
"Emang apa?" Tanya Hani balik
"Kalo dikasih tau sekarang ngga surprise dongg" Jawab Rey
"Boleh deh.."

Rey segera memutar motornya dan melesat menuju jalan raya. Dalam 20 menit,mereka sudah sampai di depan sebuah Lapangan. Rey mengajak Hani untuk berjalan melewati lapangan itu. Semakin menjauh dari motor,tiba-tiba tampaklah sebuah hamparan tanah yang cukup luas dan berwarna warni. Ada bunga matahari kecil,mawar,melati,dan anggrek. Semuanya begitu indah. Hani berjalan pelan menuju kumpulan bunga itu dan duduk diatas rerumputan yang lembut. Rey hanya tersenyum melihat Hani. Rey kemudian duduk disamping Hani.
"Indah kan?" Tanya Rey
"Bangeeettt... Makasih ya Rey udah ngajak aku kesini. Aku seneng bangett" Jawab Hani dengan mata berbinar-binar
"Aku mau kasih sesuatu juga. Tapi,kamu tutup mata kamu."
Hani segera menutup matanya dengan dada yang berdebar. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu ada di atas kepalanya.
"Kamu boleh buka mata kamu." Kata Rey
Hani perlahan membuka matanya. Ia segera meraba kepalanya. Dan benar saja,ia menemuka sebuah mahkota yang dihiasi bunga-bunga cantik berbahan plastik
"Flower crown ini memang bukan dari bunga alami. Aku beli. Tapi, aku rasa ini cocok banget buat kamu. Aku harap kamu suka" Kata Rey sambil tersenyum
Hani hanya terpana melihat flower crown pemberian Rey.
"Kamu pasti cocok banget pake ini" Rey mengambil flower crown dari tangan Hani dan memakaikannya di atas kepala Hani "Wuiihhh mirip putri cantik beneran deh" Rey menatap Hani dengan lembut
Hani terasa igin menangis. Baru kali ini ia merasa benar-benar menyukai cowo. Apakah Rey pangeran yang dia cari dari dulu? Coba saja Rei ada disini,mungkin ia akan tersenyum. Atau....sedih?
"Makasih banyak ya Rey" Kata Hani pelan dan tersenyum manis menatap Rey
"Sama-sama Hani" Jawab Rey dengan senyum yang tak kalah manis


"Haaniiiii daritadi kamu kemana ajaaaaaa?? Aku telponin kok ga diangakat?" Terdengar suara cempreng cowo daribalik ponsel Hani
"Aduhh Zaaa! Ga usah teriak bisa ngga? Aku denger tau!"
"Maaf maaf... Abis daritadi aku khawatir tau! Kamu kemana aja? Aku telepon ga diangkat mulu"

"Yaudah maap aku ngga angkat."
"Kamu darimana aja?"
"Want to know banget sih. Udah,intinya aku pulang. Aku udah mandi. Udah makan. Udah jawab telepon kamu. Itu yg paling penting kan?"
"Tapi kan aku penasaran"
"Emang rasa penasaran kamu harus aku jawab tiap saat?"
"Ihh kok putri jadi sewot gini sih sama pangeran?"
"Dih dihh? Siapa yang pangeran? Kamu bukan pangeran aku ya! Aku udah punya pangeran sendiri tau!"
"Siapa?" Suara Eza tiba-tiba menjadi dingin
"Emm....Siapa aja boleh! Pengen banget tau deh"
"Siapa?" Masih dengan suara yang sama dinginnya
"Orang! Udah ah aku mau tidur dulu." Hani segera mematikan ponselnya dan sengaja menonaktifkan ponselnya.


Hari ini,Eza kembali tidak bisa menjemputnya. Hani malah senang sekali mendengar itu. Apalagi begitu tau kalau motor merah metalik sudah nangkring dengan indah di depan gerbangnya.
"Reeyy!" Panggil Hani dengan bahagia
"Haaniiii" Jawab Rey dengan suara manja dibuat-buat
"Ihh manja banget deh kamu" Kata Hani dengan suara yang diusahakan dibuat seseweot mungkin. Tapi tidak bisa karena senyum yang terus mengembang
"Biarin..Weekk" Kata Rey sambil memeletkan lidahnya
Hani tersenyum melihat tingkah Rey. Semenjak kemarin,Rey berubah menjadi Rey yang pertama kali ditemuinya. Hangat,ramah,dan sifat-sifat lain yang mirip Rei kecilnya.
Hani segera menaiki motor Rey. Mereka kemudian perlahan meninggalkan rumah Hani menuju TK Nusa Indah.

"Han" Panggil Rey setelah Hani turun dari motornya
"Apa?" Hani membalikan badannya lalu menatap Rey
"Nanti sehabis pulang ngajar,kamu mau ikut aku ngga?" Tanya Rey dengan wajah haap-harap cemas
"Mau kemana?" Tanya Hani yang sedikit heran melihat wajah cemas Rey
"Emm....Kematin kamu tanya dimana rumah aku kan? Aku......aku pengen bawa kamu ke rumah ku.."  Jawab Rey
"Wuaaahh!! Okeh okeh! Aku pasti mau! Yaudah,sampe jumpa nanti" Kata Hani sambil melambaikan tangan
"Yaap" Jawab Rey sembari melambaikan tangan juga
"Princess...Nanti kamu akan tau semuanya" Kata Rey dalam hati


Hani sudah siap duduk diatas motor Rey.
"Udah?" Tanya Rey
"Udah dongg" Jawab Hani
Perlahan Rey meninggalkan gerbang TK Nusa Indah.
"Lho Rey....Ini kan pengen ke rumah aku..." Kata Hani bingung
"Emang.." Jawab Rey enteng
"Kata kamu mau ke rumah kamuu" Kata Hani kesal
"Naahh kita udah sampe" Kata Rey lalu menghentikan motornya
"Lholhoo ini kan cuma beda 3 rumah dari rumah aku." Kata Hani semakin heran
"Iya emang. Ini rumah aku."
"Aku kira rumah kamu jauhhh.. Eh ternyata...."
"Hehehe..Maaf ya,putri.." Jawab Rey sambil mengelus kepala Hani lembut "Masuk yuk" Ajak Rey
Saat sudah sampai di depan pintu rumah Rey,tiba-tiba muncul sesosok Ibu-ibu yang sudaahh sangat Hani kenal
"Lah Tante Cici!! Kok tante ada disini???" Tanya Hani semakin bingung
"Tante kan ibunya Rei! Ini rumah Rei. Kamu gimana sih Hani? Mentang-mentang udah lama ngga ketemu,trus kamu lupa gitu?" Kata Tante Cici masih dengan senyum ramahnya
"Jadi.........." Hani segera menengok kearah Rey. Rey yang dipandangi seperti itu langsung cengengesan
"Masuk yuk Han..." Kata Tante Cici
"Ehh..Iya tante.." Jawab Hani
"Ehh ada si Hani... Masuk masuk" Tiba-tiba muncul seorang bapak-bapak yang benar-benar membangkitkan ingatan Hani
"Oom Ferry!" Seru Hani
"Lama tidak bertemu ya,Han? padahal Oom sama Tante sering banget ketemu sama Mama Papa kamu semenjak kita balik lagi ke Jakarta." Kata Oom Ferry
"Oom sama Tante udah sering ketemu Mama-Papa?? Kenapa......Mama ngga pernah ngomong??" Tanya Hani heran
"Mungkin Rei yang bisa jawab" Jawab Tante Cici sembari mengerdipkan mata kearah Rei
Hani segera membalikan tubuh kearah Rei dengan tatapan mata menagih


To be continued...............

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal nama UTHE

For you, Je

Is It End?