It's ME not HER!

Aku terbangun dari tidur ku. Rasanya kepalaku ingin pecah. Hari masih tengah malam. Aku mencoba mencari HP ku diantara kegelapan. Aku melihat tidak ada pesan atau telepon masuk. Aku kemudian merebahkan diri lagi sembari memegangi kepalaku yang sakit. Sudah seminggu Aldo tidak menghubungiku. Biasanya tiap saat dia selalu mengabarkan diamana dia,dan sedang apa dia. Aku mencoba memejamkan mata. Kembali teringat mimpi buruk yang tadi aku alami. Aldo bersama wanita lain pergi meninggalkan aku yang hanya menangis melihat mereka. Tapi ada satu yang aneh. Aldo mengangis. Matanya merah. Tapi ia berusaha menutupinya dengan berbalik dan memeluk pinggang wanita itu. Aku membuka mataku lagi. Rasanya sakit sekali. Aku tidak tau mengapa aku bisa bermimpi seperti itu. Yang jelas aku hanya ingin bertemu Aldo dan memeluknya seerat yang ku bisa.

Hari sudah pagi. Aku mandi dan bersiap bekerja. Aku kembali memberikan pesan singkat pada Aldo bahwa aku akan pergi bekerja. Itu sudah menjadi ritual ku semenjak kami berpacaran 2 tahun yang lalu. Tapi sudah seminggu ini,aku rasa ritualku tidak ada gunanya. Biasanya Aldo setiap pagi menelepon ku dan mengucapkan selamat pagi dengan lembut. Tapi sekarang? Dimana dia pun aku tidak tau. Aku sudah berulang kali mengunjungi kostannya. Tapi hasilnya nihil. Aku mencari di tempat kerjanya sebagai fotografer,tapi hasil yg kudapatkan juga sama. Aku kembali menatap layar ponselku. Berharap Aldo segera meneleponku. Tapi dia tetap tidak meneleponku. Aku menarik nafas dan menghembuskannya dengan keras. Aku lalu merapikan tas ku,merapikan diri dibalik cermin sekali lagi,lalu pergi ke kantor ku.

Aku bekerja sebagai sekretaris di sebuah Perusahaan di Jakarta. Aku bertemu Aldo disini,di tempat kerjaku. Waktu itu aku sedang dalam perjalanan di loby sembari memegang berkas yang harus kubawa ke ruang administrasi. Tanpa sadar,tiba-tiba aku menabrak seorang cowok di hadapanku. Ia membawa kamera besar yang menggantung di lengannya. Berkas-berkasku jatuh berantakan dan perutku sakit tertekan kameranya. Cowo itu segera membantu merapikan berkasku sembari meminta maaf. Begitu kami saling mendongakkan wajah,kami bertatapan selama 10 detik dengan pandangan....Yah aku tidak tau arti dari pandangannya begitu melihatku. Aku juga tidak tau seperti apa arti pandangan ku di matanya. Dia segera memberikan berkas yang ia pegang padaku. dan membantuku berdiri. Aku meringis kesakitan bergitu tau kalau kameranya cukup bisa membuatku sakit. Ia lalu kembali menatapku dan berkata "Maaf ya.." Aku hanya tersenyum dan segera pergi darinya.
Seminggu kemudian aku bertemu lagi dengannya saat aku sedang membeli kopi di StarBucks dekat perusahaan tempat ku bekerja. Ia sedang duduk di pojok ruangan dan memandangi hasil jepretannya di kamera besarnya itu. Aku kemudian memutuskan untuk mengobrol dengan dia. Aku membawa cappucinoku dan pergi ke tempatnya. Saat aku mendekatinya,ia tidak melihatnya. Aku kemudian berdiri disampingnya. Ia lalu menoleh dan terlihat kaget. Tapi sedetik kemudian ia tersenyum dengan senyuman yang.....aku tidak tau. Aku hanya merasa nyaman dengan senyumannya. Ia lalu menyuruhku duduk dengan ramah.
"Hmmm... Kita pernah ketemu kan? Yang waktu itu aku nabrak kamu di loby?" Tanya cowo itu
"Iyaa,kamu masih ingat ya? Kejadian itu konyol sekali" Aku menggeleng gelengakn kepala sambil tertawa
"Hahaha Betul betul.Mm...Omong omong aku belum tau siapa namamu lho" Tanya cowo tadi
"Aku Lina. Angelina Patricia." Kata ku sembari mengulurkan tangan
"Aldo. Aldo Brisco. Nice to see you again" Jawabnya sambil menjabat tanganku.
"Nice too see you too. Emm.. By the way kamu fotografer ya?" Tanya ku setelah melepas pegangan tanganku
"Iya. Engga juga sihh. Aku cuma suka banget motret. Aku motret apapun yang aku anggap menarik. Doain aja ya semoga aku bisa jadi fotografer" Katanya sambil tersenyum.
Kami akhirnya mengobrol asyik sampai malam menjelang. Kami mengobrol apa saja dan tak pernah kehabisan topik. Mulai dari apa pekerjaan ku,hobby dan cita cita kami masing masing,artis,pengusaha,politik,semuanya kami ceritakan. Sampai pada akhirpembicaraan,kami saling bertukar No HP. Dan malamnya,dia memberiku pesan singkat "Thank u very much for this day,Lina :) See ya tomorrow. Gud Nite and have a nice dream :D" Aku tersenyum membaca smsnya. Aku menjawab "Ur Wellcome,Aldo :) See u too. Good Night n hv a nive dream too ;;)" Aku kemudian tertidur dengan lelap.

Tak terasa sudah 6 bulan aku mengenal Aldo. Dia begitu tampan dan menawan di mataku. Postur tubuhnya yang tinggi dan tegap. Mata coklat yang tajam. Rambut hitam yang selalu jatuh di mata kirinya. Bibirnya yang tipis dengan sunggingan senyum miring menghiasi pahatan wajahnya yang sempurna. Kulitnya putih bersih. Dan satu yang membuat ku begitu ingin segera memeluknya. Ia mempunyai tinggi idamanku. Aku begitu berharap suatu saat nanti,jika aku mempunyai pacar,aku ingin ia memelukku dengan dagunya yang menancap di ubun ubun kepalaku. Jadi aku hanya se-dagunya saja. Dan ia memenuhi itu. Aku memang belum pernah berpelukan dengannya secara langsung. Tapi pernah suatu saat tangannya yang hangat melingkari pundakku dan mendekapku erat.Dagunya juga ia tancapkan di ubun ubun kepalaku.Ia lalu menurunkan wajahnya,menatapku tajam, lalu berkata "Aku lapar." Wajahku langsung berubah menjadi udang rebus dan segera melepaskan tangannya dari pundakku lalu memukul mukulnya. Aku kira ia akan menyatakan cinta pada ku,tapi ternyata tidak. Tapi aku cukup senang dengan kejutan itu. Lalu pada suatu hari,tepatnya seminggu setelah kejadian tadi,ia menatakan cintanya kepadaku. Ia melakukannya persis seperti yang ia lakukan tadi. Ia mendekapku begitu lama. Aku merasa terbungkus dalam tubuhnya yang hangat. Aku bisa merasakan detak jantungnya yang cepat dan berirama. Ia melonggarkan pelukannya lalu menurunkan wajahnta. Matanya yang coklat mentapa begitu dalam ke mataku. Aku sampai tak kuat lagi menatap matanya. Tiba-tiba ia berkata "I love you Lina. Aku sayang kamu. Mau kah kamu jadi pacar ku?" Aku bisa merasakan rona merah menjalar di pipiku. Jantungku berdegup begitu cepat sehingga aku merasakan sesak nafas. Aku membuka mulut ku lalu berkata "I love you too Aldo. Iya. Aku mau" Ia lalu tersenyum dan memelukku dengan erat. Aku sangat ingat kejadian itu. Setiap detailnya tidak akan pernah kulupakan. Karna dia adalah pacar pertamaku. Aku tau aku adalah pacar ke-5 Aldo. Tapi aku tidak peduli. Aku begitu menyayanginya.


Tak terasa aku melamun di meja kerjaku. Ingatan dan nyawaku kembali lagi ke dunia nyata. Aku begitu terhanyut dalam kenangan manis 2 tahun yang lalu itu. Aku segera menyelesaikan pekerjaan yang sempat aku telantarkan. Saat ditengah pekerjaan,HPku berbunyi. Aku menghentikan mengetik,lalu mengambil HPku. Aku menatap layarnya dan begitu terkejutnya aku begitu tau siapa yang tertera di layar. Aldo. Aku segera mengangkat telepon.
"Halo? Do? Kamu kemana aja? Udah seminggu kamu menhilang entah kemana. Aku kangen kamu tau. Aku cek di kostan dan tempat kerjamu tapi ga ada. Kamu kemana aja? Aku khawatir tau." Kata ku panjang lebar
"Lin,Maaf. Akhir akhir ini aku sibuk. Aku baik baik aja kok. Kamu?" Jawab nya dengan suara berat dan lelah. Tampaknya ia sedang menahan sesuatu yang cukup menyakitkan hatinya.
"Sibuk? Memang kamu kemana? Di tempat kerja aja kamu ga ada. Aku? Kamu masih nanya kabar aku?? Jelas jelas aku khawatir! Tiap hari aku pikirin kamu doang."
"Iya iya maaf Lina.. Udah ya. Aku mau lanjut kerja lagi. Bye."
"Eh eh Al............" Dan sambungan pun terputus.



Aldo segera memutuskan teleponnya begitu melihat Maria datang. Ia segera menyembunyikan ponselnya di kantong.
"Kamu abis telepon siapa,Do?" Tanya Maria
"Temen" Jawab Aldo
"Bener??"
"Iya Maria..."
Maria segera menyeruput tehnya lagi. Maria Avrilia adalah mantan Aldo. Ia adalah pacar ke-4nya. Sudah seminggu ini ia bersama Maria pergi liburan ke vila milik Maria di daerah Bandung. Awalnya Aldo menolak. Tapi Maria memaksanya dengan bilang kalau ia sedang kesepian dan sedang butuh teman. Akhirnya Aldo menyetujuinya. Akhir akhir ini Aldo memang sedang merasa jenuh dengan sikap Lina. Menurutnya Lina itu sangat cerewet dan bawel. Dikit dikit Aldo harus memberi kabar pada Lina. Kalau sampai telat sedikit,Lina pasti akan menelepon dan marah marah pada nya. Lina juga banyak maunya. Pokoknya Aldo hanya merasa perlu menjauh dari Lina untuk sementara. Selama seminggu ini,Aldo merasa nyaman dengan Maria. Maria tidak seperti Lina. Maria baik hati,dan tidak banyak bertanya. Ia jauh berbeda dengan Lina. Aldo sebenernya masih ingat kenapa ia bisa putus dgn Maria. Karna saat itu Aldo memergoki Maria sedang bertelepon dengan seorang pria dgn mesra. Aldo begitu marah dan tdk mau mendengar penjelasan Maria. Hari itu juga Aldo meminta putus dgn Maria. Tapi kini,Aldo merasa ada yg berbeda dgn Maria. Maria lebih pendiam dan tenang,membuat Aldo nyaman dan melupakan Lina. Tapi tadi,tiba-tiba sosok Lina terbesit di pikirannya. Aldo baru teringat kalau sudang seminggu ia tidak memberi kabar. Akhirnya ia menelepon Lina,.dan benar dugannya,Lina begitu cerewet. Aldo langsung merasa kesal dgn Lina dan buru buru mematikan teleponnya begitu melihat Maria.
"Hari ini kita pulang kan,Do?"
"Hah? Ahh.. Iya.,." Aldo segera terbangun dari lamunannya
"Knp? Kayanya kamu lg kepikiran sesuatu?"
"Engga kok.."
"Yaudah kalau kamu ga mau kasih tau"
Aldo memandang Maria. Dulu Maria sama cerewetnya dgn Lina. Tapi sekarang ia pendiam dan terkesan.......tidak peduli dgn Aldo. Tapi Aldi segera membuang jauh pikirannya. Sekarang ia sedang berpikir apakah ia kembali saja dgn Maria dan memutuskan Lina?


to be continued........................

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal nama UTHE

For you, Je

Is It End?