Seminggu denganmu (Hari 6)

Gerard sama sekali tidak bisa dihubungi.
Kemana dia? Apa yang terjadi dengannya?
Seharian penuh tanpa mendengar kabarnya sangat menyesakkan dadaku. Aku berulang kali menagis tiap memikirkannya. Apalagi saat mengingat kejadian kemarin. Rasanya aku hanya ingin berlari ke dalam polukannya saat ini juga. Menggenggam tangannya seerat yang ku bisa. Dan mengatakan dengan setulus hati bahwa aku menyayanginya.
Ponselnya tidak bisa dihubungi. Telepon atau pesan singkatku tidak ada yang di responnya. Aku sangat khawatir. Sangat. Dan rasa khawatir ini membuatku sulit bernafas. Pikiranku penuh dengan pikiran negatif tentang dia. Semakin lama, pikiran itu semakin kuat. Membuatku semakin meyakini bahwa mimpiku akan terjadi.
Aku mencoba pergi ke perpustakaan, tapi ia juga tidak ada disana. Aku juga mencoba ke taman, dan ia juga tidak ada. Ke pantai juga, tapi aku sudah terlalu lelah berkeliling pantai mencarinya. Rumahnya aku juga tidak tahu.
Akhirnya, disinilah aku. Di dalam kamar kecilku. Aku terduduk di ranjangku sambil menangis tersedu-sedu. Aku memeluk boneka beruangku dengan erat. Berharap boneka itu akan berubah menjadi Gerard. Aku terus memanjatkan doa supaya ia baik-baik saja. Memang terdengar berlebihan, tapi perasaanku saat pertama kali aku membuka mata hari ini sampai sekarang sangat tidak enak. Rasanya air mata ini tidak bisa berhenti menetes membasahi pipiku.
Aku lelah. Lelah karena mencari dan terus mencari keberadaan Gerard. Lelah terus menghubungi Gerard tapi tidak pernah disambutnya. Lelah terus menerus menangis memikirkannya. Lelah tiap kali membayangkan mimpi itu menjadi kenyataan.
Tuhan, lindungi dia dalam tanganMu. Hanya satu permohonanku Tuhan, tetap jaga dia dalam tanganMu. Dimanapun,apapun yang terjadi pada dia saat ini, lindungilah dia melalui uluranMu. Peluk dia dengan lengan doaku. Kalau memang mimpiku kenyataan, aku ingin bertemu dengannya sekali lagi, Tuhan. Aku tidak mau kejadian kemarin, menjadi pertemuan terakhirku dengannya.
Tuhan, peluk dia dengan kasih sayangmu hari ini, esok, dan selamanya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal nama UTHE

For you, Je

Is It End?